Posted by : Tim IT SMP Negeri 2 Jatisari Jumat, 20 Desember 2024

 

Jakarta - Di Indonesia, terutama Pulau Jawa, terdapat banyak sekali peninggalan budaya agama Buddha. Salah satu yang terbesar adalah Candi Borobudur.

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah. Lokasinya berdekatan dengan dua candi Buddha lainnya, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut.

Pada 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (World Cultural Heritage) oleh UNESCO. Demikian candi ini menjadi salah satu peninggalan yang sangat penting yang patut untuk dijaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, kapan ya Candi Borobudur didirikan? Dan kira-kira siapa yang membangun candi megah tersebut? Simak sejarah Candi Borobudur singkat pada uraian berikut.

Baca juga:
Sejarah Candi Prambanan, Awal Pembangunan hingga Penamaannya
Sejarah Singkat Candi Borobudur
Dikutip dari buku Candi Indonesia: Seri Jawa oleh Edi Sedyawati, dkk, tidak ada keterangan pasti kapan Candi Borobudur didirikan.

ADVERTISEMENT
Namun para arkeolog menyepakati masa pembangunan Candi Borobudur sekitar tahun 775-832, dilansir website Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Berdasarkan penelitian bentuk huruf Jawa Kuno yang dipakai untuk menulis inskripsi pendek-pendek di atas panil relief Karmawibhangga, Candi Borobudur diperkirakan berdiri sejak abad ke-9.

Menurut J.G. de Casparis, ahli epigraf asal Belanda, Candi Borobudur didirikan oleh seorang raja Dinasti Sailendra atau Syailendra yakni Raja Samaratungga beserta putrinya Pramodhawardhani. Pendapatnya didasarkan pada dua prasasti mereka, yakni Prasasti Karang Tengah dan Prasasti Sri Kahulunan.

Candi Borobudur diketahui merupakan peninggalan sarana ritual agama Buddha, tepatnya perpaduan ajaran Buddha Mahayana dan Tantrayana dengan meditasi filsafat Yogacara.

Ajaran Buddha semacam itu disebut mirip dengan yang berkembang di Bengal, India pada abad ke-8 pada masa pemerintahan raja-raja Pala.

Penemuan Candi Borobudur
Candi Borobudur ditemukan pada 1814. Kala itu, Sir Thomas Stamford Raffles yang menjabat sebagai gubernur jenderal Inggris menerima laporan tentang penemuan candi di Desa Bumisegoro, dekat Magelang. Insinyur Belanda H.C. Cornelius pun diperintahkan untuk menelitinya.

Kemudian, sejumlah orang Belanda mulai tertarik dan meneliti penemuan Candi Borobudur tersebut. Pada 1835, Hartmann menyuruh anak buahnya untuk membersihkan candi. Ia menemukan sebuah arca Buddha yang belum selesai beserta benda-benda lain termasuk sebilah keris.

Pada 1885, J.W. Ijzerman membuka dasar candi dan ia menemukan relief yang kemudian dikenal relief Karmawibhangga dengan jumlah panil sebanyak 160 buah.

Sampai uraian lengkap mengenai Candi Borobudur yang ditulis oleh Th van Erp dan N.J. Krom terbit pada 1927 dan 1931.

Pemugaran Candi Borobudur
Saat ditemukan, keadaan Candi Borobudur sangat memprihatinkan. Oleh sebab itu, van Erp memugar bagian candi yang berbentuk oval di tingkat 7, 8, dan 9 pada 1907. Ia menyusun kembali stupa-stupa dan pemugaran selesai pada 1911.

Kondisi Candi Borobudur kembali rusak karena proses alam. Bagian-bagian lain di candi yang belum sempat tertangani oleh van Erp pun amblas dan dindingnya miring. Melihat itu, UNESCO dan lembaga lain menginisiasi pemugaran.

Pemugaran kali ini dipimpin oleh Prof Dr R Soekmono dan dibantu Ir Rooseno untuk segi konstruksinya. Proyek pemugaran kedua berlangsung antara tahun 1973-1983. Peresmian dilakukan pada 23 Februari 1983 oleh Presiden Soeharto.

Bangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran seluruhnya mencapai 123 x 123 meter. Tingginya sekitar 42 meter yang terhitung sampai bagian atas puncak chattra. Tanpa chattra, tinggi Candi Borobudur diperkirakan 31 meter.

Bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkatan. Enam tingkat di bawah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran semakin atas semakin kecil. Tingkat 7-9 berdenah hampir bulat, dan tingkat paling atas berupa stupa besar. Adapun di bagian kakinya dapat ditemukan relief cerita Karmawibhangga.

Secara keseluruhan, Candi Borobudur berbentuk stupa yang memiliki struktur berundak teras. Warisan budaya ini terbuat dari susunan batu andesit yang disambung kuat dengan teknik pasak "ekor burung layang-layang" atau pasak "kupu-kupu".

Menurut W.F. Stutterheim, tingkatan Candi Borobudur dapat dibagi menjadi tiga sebagaimana konsep dhatu, yaitu tahapan yang harus dilalui untuk mencapai ke-Buddha-an.

Ketiga pembagian tingkatan Candi Borobudur, yakni:

1. Kamadhatu

Kamadhatu merupakan bagian tingkat pertama atau kaki Candi Borobudur yang berhiaskan relief Karmawibhangga.

2. Rupadhatu

Rupadhatu adalah bagian tingkat kedua hingga keenam dari candi. Di tingkatan ini dapat ditemui relief Lalitavistara, Jataka, Awadana, Gandavyuha, dan Bhadracari.

3. Arupadhatu

Arupadhatu merupakan bagian tingkat ketujuh hingga kesepuluh dari Candi Borobudur. Relief tidak ditemukan di tingkatan ini, melainkan terdapat banyak stupa yang menggambarkan pencapaian sempurna umat manusia.

Nah, itu tadi sejarah Candi Borobudur singkat. Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya dunia yang ada di negara ini ya.

Baca artikel detikedu, "Sejarah Singkat Candi Borobudur, Warisan Budaya Peninggalan Dinasti Syailendra" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7307043/sejarah-singkat-candi-borobudur-warisan-budaya-peninggalan-dinasti-syailendra.

Sumber : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7307043/sejarah-singkat-candi-borobudur-warisan-budaya-peninggalan-dinasti-syailendra


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

© Copyright - Tim IT SMP Negeri 2 Jatisari - Mr. Eka - Powered by Blogger - Designed by Tim IT