- Back to Home »
- Artikel. , Informasi , Literasi , Pengetahuan Umum »
- Tarian Jaipong
Mengenal Tarian Jaipong
Tari Jaipong merupakan salah satu tari tradisional dari Jawa Barat. Pada awal perkembangannya Tari Jaipong muncul di Bandung dan Karawang.
Sebagai kesenian Jabar, Tari Jaipong juga merupakan gabungan dari tiga kesenian lain, yaitu Ketuk Tilu, Wayang Golek, dan Pencak Silat. Dari gabungan tersebut membuat Tari Jaipong memiliki gerakan yang unik, sederhana, dan energik.
Asal-usul dan Sejarah Tari Jaipong
Dikutip dari situs resmi Kemendikbud, Tari Jaipong lahir dari dua seniman, yaitu H. Suwanda dari Karawang dan Gugum Gumbira dari Bandung pada tahun 1970-an. Kedua seniman tersebut berkolaborasi untuk menciptakan gerakan dan iringan musik Tari Jaipong.
Tari Jaipong terinspirasi dari Tari Ketuk Tilu yang dikombinasikan dengan jenis tarian lainnya. Perpaduan gerakan tersebut melahirkan jenis tarian baru yang diberi nama Tari Jaipong.
Pada akhir tahun 1970-an Tari Jaipong semakin berkembang, mulai dari properti penari sampai dengan pementasan di masyarakat. Kemudian jenis tari ini semakin berkembang di masyarakat sampai tersebar ke daerah Jabar lainnya.
Kini, Tari Jaipong menjadi salah satu kesenian tradisional yang tetap bertahan tanpa tergerus modernisasi. Selain sebagai wujud kebudayaan, Tari Jaipong juga kerap menjadi hiburan bagi masyarakat. Bahkan, Tari Jaipong menjadi salah satu ikon untuk memperkenalkan kebudayaan Jabar.
1. Gabungan dari Kesenian Lain
Asal usul Tari Jaipong merupakan gabungan dari beberapa jenis tari, yaitu Tari Ketuk Tilu, Tari Wayang Golek, Tari Pencak Silat, dan Tari Ronggeng. Hal tersebut membuat Tari Jaipong memiliki gerakan yang unik.
Umumnya terdapat empat gerakan dalam Tari Jaipong, yaitu Bukaan, Pencungan, Ngala, dan Mincit.
2. Nama Terinspirasi Bunyi Gendang
Pada awalnya, Tari Jaipong dikenal dengan Ketuk Tilu Kiwari atau juga Tari Ronggeng Ketuk Tilu, namun nama tersebut dilarang karena berkonotasi negatif. Akibatnya nama tersebut harus diganti.
Kemudian, Gugum Gumbira terinspirasi dari bunyi gendang saat sedang menonton pementasan tari. Disebutkan bahwa bunyi gendang terdengar "blaktingpong" dan dimodifikasi menjadi jaipong.
3. Karakteristik yang Ceria
Salah satu ciri khas dari Tari Jaipong adalah tariannya yang bersifat ceria. Jaipong juga memberikan kesan semangat, erotisme, humanisme, energik, dan sederhana.
Kemudian iringan musik degung juga turut menambah suasana ceria pada Tari Jaipong yang tidak jarang mengundang penonton untuk ikut menari.
4. Terkenal di Luar Negeri
Sebagai salah satu kesenian tradisional, Tari Jaipong kerap dikenalkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di berbagai negara. Tari Jaipong kerap dipentaskan dalam acara festival di luar negeri, baik di Asia, Eropa, maupun Amerika.
Bahkan tidak jarang juga masyarakat luar negeri yang tertarik pada Tari Jaipong. KBRI di berbagai negara juga kerap membuka kelas menari Jaipong.
Sumber :